Jumat, 18 November 2011

Someday in sunday for my past..

Siang ini seperti biasa suasana kantor sedikit menguras tenaga. Penerapan sistem baru membuat segala transaksi menjadi kacau karena penyesuaian. Tapi untuk merubah sesuatu untuk menjadi baik dari yang kurang baik memang tidak semudah membalikkan telapak kanan. Sejenak mencoba merebahkan punggung untuk sekedar relaksasi. Tiba-tiba hape nokia baruku (baru 2 tahun maksudnya) bergetar menandakan gempa telah mengguncang kantor hhehe..maksudnya ada SMS masuk. Setelah saya lihat ternyata SMS dari sahabat saya, yang kala itu memberitahukan bahwa minggu akan melakukan pemberkatan nikah di Gereja. Saya terkejut karena hal tersebut terjadi secara tiba-tiba. Well,setelah sempat berSMSan ria kemudian saya berjanji akan menyempatkan hadir di Gereja dan mungkin tidak menghadiri resepsinya karena teman saya yang lainnya pun menikah (banyak banget ya yang menikah | iya nih.. | kamu kapan?? | saya? | ya iyalahh.. | dduududuuuduu). Berarti minggu telah terjadwalkan untuk menghadiri dua pernikahan sekaligus, mungkin menjadi hari yang berat dan melelahkan.

Hari yang dinanti pun tiba, hari minggu di sebuah pagi yang dingin. Saya mencoba membuka mata dan menggerakkan badan untuk beranjak bangun. Hmmm..pagi ini masih sangat pagi,saya memutuskan untuk bersepeda saja sebentar toh acara ke pernikahan sahabat saya masih sedikit agak siang. Kuambil sepeda lipat warna merahku,sepertinya sepeda ini cocok untuk sekedar relaksasi menikmati dinginnya embun pagi serta menyapa hembusan angin. Ku mencoba mengayuh perlahan diatas sepeda yang hanya bisa lari 15km/jam ini. Setelah mengitari daerah semarang atas, saya memutuskan pulang ke rumah dan bersiap-siap untuk datang ke Gereja. Akhirnya segar juga setelah mandi dan sedikit sarapan,kuputuskan memakai pakaian sederhana yaitu kemeja dengan setelan jas tanpa dasi. Sesegera saya berangkat menuju Gereja yang berjarak sekitar 30 menit menggunakan jalur darat dengan motor tanpa macet dan ban bocor. Entah mengapa hari itu saya sedikit deg-degan karena jika ga deg-degan berarti saya mayat donk..huaaaa...saya vampire..haaemm. Rute ini mengingatkan saya pada mantan kekasih (ciiiee..punya tho? Cowok ato cewek mantannya?? | semmm).

Kebetulan letak Gereja searah dengan letak rumah mantan pertama saya yang kebetulan juga mantan saya hanya baru satu ini (ya ya ya..). Sering sekali dulu pas jaman kuliah rute ini saya lewati,entah pas ngapel,maen ke rumahnya atau menjemput dia (intinya sama kali yaitu ke rumah dia). Jadi saking hapalnya, rute jalan ini bisa hanya memakan waktu kurang dari semestinya dan sangat hapal dengan lubang di jalan yang saya lalui ini (saking seringnya kali yaa hhehehe). Sambil sesekali melihat ke kanan dan kiri jalan yang tampak sedikit berubah (sambil senyum sendiri). Gereja ini letaknya di belakang pom bensin dan melalui gang yang kecil yaitu seukuran mobil saja. Ketika saya masuk,memori kenangan dengan mantan saya kembali tercipta begitu saja saat melihat sebuah gambar di dinding gang. Gambar grafitti bola mata yang besar dan bertuliskan “Huney I Luv u” yang sedikit terhapus karena saya ingat membuat gambar ini sekitar 4 tahun yang lalu. Saya berhenti sejenak dan sedikit tersenyum karena saya benar-benar lupa pernah menggambar karya ini. Gambar ini saya buat untuk mantan saya yang kala itu sedang marah dan karena saya saat itu hobi membuat seni jalanan grafitti jadi tidak ada salahnya saya mengapresiasikannya dengan membuat grafitti. Gang ini sering dilewati olehnya,jadi mungkin saja dia lewat dan melihat gambar ini. Benar saja,dia pernah cerita kalau melihat gambar itu dan makanya mau baikan. Thanks God.

Congratulation of your wedding..may God always blessing.. :) Graffiti from 4 years ago..

Saya tidak lama berhenti di tembok tersebut sebab jam hampir menunjukan pukul 10.00 WIB. Sesampainya di parkiran rombongan pengantin mulai akan memasuki gereja. Kemudian para tamu undangan akan masuk ke Gereja di belakang pengantin dan duduk pada kursi gereja yang sudah disediakan. Termasuk saya seorang diri yang menghadiri pemberkatan pernikahan ini. Sebelumnya saya sempat bersalaman dengan adik dan kakak serta orang tua dari sahabatku ini ketika akan memasuki iringan pengantin ke dalam gereja. Kedua mempelai kemudian duduk di depan altar yang telah disediakan, tampak sahabatku mengenakan baju kebaya putih serta mempelai pria mengenakan pakaian adat jawa berwarna putih juga. Mereka berdua tampak serasi sekali seperti putri raja dan pangeran. Kenangan akan mantan saya kembali tersaji di dalam Gereja ini. Dahulu awal perkenalan dengan mantan saya pernah berada di gereja ini untuk mengikuti misa pada pukul 05.30 WIB. Artinya saya harus berangkat dari rumah sebelum pukul 05.00 WIB untuk menjemputnya dan ke gereja. Jadi bisa dibayangkan saya harus mandi pukul 04.30 WIB hhehe..saya tersenyum sejenak jika mengingatnya,kok bisa ya saya bangun sepagi itu serta melawan dinginnya pagi (agak) buta. That’s love..terkadang sedikit membuang logika.

Lagu demi lagu dimainkan oleh seorang organis perempuan dengan di iringi vokal grup,menambah heningnya suasana dalam gereja. Terdengar lagu “Janji Suci” milik Yovie&the Nuno dan lagu “i can’t smile without you” dari Barry Manilow. Lagu tersebut kembali mengingatkan saya pada sosok mantan saya tersebut. Sedikit nervous ketika saya teringat akan kenangan tersebut. Kembali ke pernikahan sahabat saya, mereka berdua saling mengucapkan janji pernikahan dan memasangkan cincin. Tampak sahabat saya meneteskan air mata ketika mencoba meminta restu kepada orang tuanya. Hampir saja saya ikut terbawa suasana yang memilukan ini. Setelah selesai pemberkatan di Gereja,akhirnya sahabat saya langsung menuju rumah untuk melangsungkan resepsi. Sejenak saya tersenyum karena akhirnya sahabat saya ini menikah juga.

Selamat saya ucapkan kepada sahabat saya dan suaminya. Kemudian setelah bersalaman dengan orang tuanya,saya disuruh mampir ke rumah. Padahal saya saat itu berencana menghadiri pernikahan teman saya. Tapi mama sahabat saya ini membujuk untuk saya mampir ke rumahnya dan karena ini hari bahagia sahabat saya jadi apa salahnya saya meluangkan sedikit waktu untuk berbagi kebahagian di rumahnya. Tanpa rencana akhirnya saya pun menghadiri resepsi di rumah sahabat saya. Dari gereja menuju rumah sahabat saya tampak tidak terlalu jauh,melewati beberapa gang hingga dapat sampai di rumahnya. Jalan menuju rumah sahabat saya ini sangat tampak tak asing bagiku,karena rumah mantan saya sekitaran jalan ini. Sudah lama sekali tampaknya saya tidak kemari,entah kapan saya terakhir kali kemari. Semua sudah tampak beda, rumah-rumah telah berganti dan sedikit membuat saya asing di sepanjang perjalanan ini. Ahhh,,sudahlah cukup saya teringat kepada kenangan-kenangan akan mantan saya yang datang tanpa diundang dan pulang naik mikrolet (preeetttt..).

Beberapa saat kemudian sampai di rumah sahabat saya. Tampak tenda pengantin sudah terpasang serta beberapa kursi untuk menampung para tamu. Saya datang sendiri dan kesulitan untuk menemukan teman karena ternyata belum ada teman yang datang. Dan untungnya saya kenal dengan beberapa sepupu saudara sahabat saya. Sempat mengobrol karena lama juga ga bertemu,biasanya saya bertemu saat bermain futsal bareng dengan kakak dan adik sahabat saya. Di kala keheningan kesendirian saya di keramaian tersebut,entah mengapa kenangan-kenangan yang muncul tiba-tiba pagi ini membuat saya sedikit terbawa suasana yang biasa disebut galau. Hmmm..saya ingat bahwa kita (saya dan sang mantan) memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan dengan alasan *rahasia*. Tetapi kita tetap seperti biasa hingga satu sama lain dapat membiasakan diri dengan keadaan masing-masing.

Saya teringat tanggal itu adalah empat hari sebelum anniversary kami yang pertama. Dan hari minggu ini ketika sahabat saya menikah adalah empat hari sebelum hari ulang tahun saya. Kenapa semua kenangan ini muncul secara mendadak dan anehnya sangat berhubungan tapi semua itu mungkin adalah sebuah kebetulan yang betul-betul kebetulan yang ternyata betul (pusingkan menela’ahnya hhehehe). Setelah kembali bersalaman dengan orang tua sahabat saya,sahabat dan suaminya,serta besan dari sahabat saya tak lama berselang saya memutuskan untuk pulang karena hari semakin mendung. Takut kalau hujan menambah suasana kegalauan ini (haiahhh). Lagian saya masih harus menghadiri pernikahan teman saya yang lainnya.

Sebelum pulang saya melihat ke arah sahabat saya,sekali lagi saya tersenyum atas kebahagiaannya. Saya berdoa yang terbaik agar kiranya mereka berdua senantiasa dilindungi oleh Tuhan dalam mengarungi mahligai pernikahan (ceileee..bahasanya high class nih). Sambil memasang headset di kepala serta memainkan musik sembari di perjalanan diatas motor (jangan ditiru yaa..merupakan tindakan tidak terpuji dan jangan dilaporkan polisi ya..awass). Entah mengapa playlist random yang saya dengar beraliran melo. Di sepanjang perjalanan saya tersenyum dan berharap mantanku (lhohh..masih bahas mantan?) slalu bahagia. Saya dengar kabar terakhir bahwa dia telah menikah. Semoga berita ini benar adanya dan saya pun kembali turut bahagia. Untuk semuanya pun yang membaca hal ini, saya mendoakan supaya slalu bahagia untuk kalian semua. Bahagia sebenarnya bukan milik kita saja,jika kita pun dapat membahagiakan orang lain kenapa tidak. Keep smile for all people in the world!!!!

Oiya..ada satu hal yang lupa saya ceritakan tentang cerita di hari minggu tersebut. Sahabat yang menikah ini adalah mantan saya. See you.. :)

2 komentar:

  1. waww..... upp... kalimat terakhirnyaa... make me so bluee....

    hehehehe...

    Tetteretteteett...
    :P

    BalasHapus
  2. so bluee?? pilemm biru ndun?? hhaha..suwun njih..
    hhehehe..

    BalasHapus