Senin, 21 November 2011

Sejenak menikmati sebuah pagi..

Apa yang akan saya lakukan hari ini? Rencana saya hari ini adalah ingin bersepedaan sekalian mengambil gambar di sebuah sudut kota Semarang. Yakkk,memotret tapi bukan dengan kamera yang memiliki termos item di depan (baca: kamera DSLR) kok melainkan hanya sebuah kamera digital mini yang sempat saya beli dengan merampok tabungan saya. Setelah menahan ngantuk dan beranjak bersiap-siap,saya baru ingat bahwa gowes kali ini bersama teman saya panggil saja nanak. Nanak ini seorang cewek marketing di salah satu surat kabar terkemuka dan berpenampilan tomboi abis mirip koboi di pilem bonanza (pilem jadul yang dulu di tepe’er’i gitu). Saya kenal dia ketika B2W mengadakan gowes bareng, karena kantor dia dan B2W sering ngadain even bareng tak jarang banyak juga yang teracuni untuk ikut bersepeda termasuk si nanak ini. Oiya,sebagai info bahwa nanak ini ga berani sepedaan di jalan raya sendirian karena takut dengan suasana jalan raya yang kata dia adalah sangat membahayakan. Well,saya harus menjemput dia di depan komplek rumah dia. Saya memutuskan dari rumah untuk melipat sepeda saya dan naik bis. Turun di pertigaan RS Kariadi untuk gowes ke arah Lampersari sekitar 3kilometer dari tempat saya berhenti.

Gowes nyantai dan akhirnya bertemu si nanak yang sedang menunggu di sebuah perempatan jalan sambil ngeautis megang bebe. Tak lama berselang kita memutuskan segera berangkat dan tampak mentari mulai menyingsing walaupun saya pake IM3 (iklannn ndeengg) hhaha. Rute pertama kita menuju arah pusat kota Semarang. Agak sedikit terkejut dengan kemajuan pemerintah dalam mengadakan Hari Mobil Gratis (baca Car Free Day yaaa) ini karena ga Cuma sepanjang jalan pahlawan dan jalan pemuda saja tetapi simpang lima kembali dikosongkan untuk acara CFD ini. Tapi dampaknya adalah di jalan Ki Mangunsarkoro menjadi sangat macet hingga ke sebagian jalan Ahmad Yani karena pedagang yang biasa mangkal di simpang lima pindah kesitu termasuk parkiran motor yang mengambil seperempat jalan raya.

Itulah Indonesia,terkadang menghalalkan sedikit cara yang membuat orang lain sedikit terganggu tapi mo gimana lagi deh. Mengitari sepanjang jalan pahlawan yang didominasi anak-anak muda yang berekspresi dengan segala aktivitasnya dan beberapa branding ternama yang memanfaatkan situasi CFD untuk berpromosi ria,apalagi gretongan seperti ini yang akan mengurangi marketing cost tapi menaikan sales (aminnn yaa). Selepas dari simpang lima kita menuju arah jalan pemuda yang juga diadakan CFD. Ada sedikit kejadian lucu ketika berada di pemuda,di awali dengan nanak yang mo menitipkan bebenya padaku.

Nanak: “Riu,aku titip bebe donk.”

Saya: ”Yaudah, masukin ke dalam tasku aja yang bagian belakang ya” Sambil masih di atas sepeda dan menyodorkan punggungku yang terdapat tas ransel hitam yang kubawa.

Nanak: “Aku masukin sini aja ya,ke jaring-jaring.”

Saya: (ga ngeh..jaring-jaring apa yang dimaksud,ga sempet ke jawab)

Tiba-tiba..”ssssuuutttt..praaaaaaakkkk” (bebe nanak meluncur bebas ke bawah)

Saya dan nanak berpandangan tak mengerti kenapa bebe bisa jatuh ke aspal.

Sambil saling ketawa dan menahan perut, ternyata nanak memasukan bebe nya di sela-sela jaring yang sebenarnya hanya sebagai penahan helm sepeda pada tas ransel. Otomatis jaring tersebut tidak ada alasnya untuk menampung barang. Dan pantas saja bebe meluncur dengan suksesnya. Maaf bukannya tertawa di atas penderitaan manusia tetapi saya ga bisa menahan ketawa liat ekspresi nanak. Bukan sekali ini saja dia membuang bebe nya dengan (agak) tidak sengaja,pernah dulu bebe nya yang pertama jatuh ke dalam sela-sela beton selokan dan berenang bebas diatas lumpur selokan. Sampai-sampai tukang jualan dawet dengan baik hati mbrobos selokan buat mengambilnya. Dan ini adalah bebe ketiganya (horaang kayaaa tenan).

inilah prosesi terjatuh dan tergedabruknya bebenya nanak..

Dari pemuda kita langsung menuju kota lama yang jaraknya tidak terlalu jauh. Kota lama ini terletak beberapa bangunan tua peninggalan kolonial Belanda. Terdapat beberapa jenis bangunan dengan arsitektur Eropa dan dipadukan dengan budaya timur. Pintu-pintu besar beserta jendela tinggi tetapi dengan eksyen teras ukiran ciri khas Indonesia. Ikon dari kota lama ini adalah Gereja Blenduk dan saat ini masih digunakan untuk kegiatan gereja. Tampak Gereja Blenduk sedang dilakukan renovasi dibagian atap. Konon daerah kota lama sedang direnovasi dalam rangka untuk persiapan syuting film layar lebar yang berjudul MGR Soegijapranata. Film ini menceritakan perjuangan MGR Soegijapranata dalam membela bangsa Indonesia sebagai seorang tokoh agama dan film ini disutradarai oleh Garin Nugroho.

Tetapi belum menemukan bagian-bagian mana yang direnovasi kecuali tampak gereja Blenduk yang sedang dipermak. Akhirnya kita mencoba memasuki belakang gereja Blenduk untuk menemukan spot yang oldies banget. Kita menemukan bangunan yang memiliki pintu segede gabon dan warna kayu yang jadul abis. Sejenak kita berfoto-foto ria. Benar saja firasatku bahwa foto nanak lebih banyak dibandingkan saya yang bisa dihitung dengan jari..hhmmm. Hanya berbekal kamera digital dan sebuah tripod kecil sebagai potographernya. Kenapa pakai tripod? Karena kalau nanak yang motret hasilnya pasti goyang deh,maklum dia itu agak ababil hhaha..ampuunn naakk. Bagi yang tidak tahu KM Nol nya Semarang bisa datang ke depan kantor pos Johar. Terletak tugu 0 kilometer yang merupakan tengah-tengahnya kota Semarang.

bandingkanlah poto nanak yang seabreg daripada saya..heedeeehhh...

adiknya tugu muda yaitu tugu nol kilometer..

Explore foto kali itu ga maksimal karena nanak ada kondangan dan kudu segera pulang. Sebenarnya saya pengen hunting spot sendiri,tapi kan nanak ga bisa pulang sendirian. Masih ada another Sunday kok,kata alm.Utha Likumahuwa pun jika esok kan masih ada. Lanjut pulang mengantarkan nanak didepan komplek perumahan,seketika itu pula perut lapar melanda. Makan bubur?? Emohh bosen. Makan soto?? Ga ahh,soto berkuah (nek ora ono kuah’e kuwi jenenge semprul | kok semprul? | yo kuwe kuwi tho semprul,soto khi mesti ono kuahe tho yaa. Mosok ono soto sing ora ono kuahe? | Ono tho ya.. | opo jijal?? | Sotosop ning komputer kae lho. | kuwi photoshop ndenggg..sampluk nggo linggis lho kuwe | *mlaaayuuuuuuu*).

pecel yang mengenyangkan di pagi hari..

Pecel bu sumo..itu yang ada di benakku. Menuju lapak Pecel Bu Sumo di komplek jajanan daerah Kyai Saleh. Selain pecel bu sumo, disini ada juga mi kopyok pak dhuwur,mbah jingkrak, mangut belut pedes dan sebagainya. Memesan sepiring pecel dengan telor ceplok dan iso ditambah segelas es teh manis. Kurang seger?? (guyurr pake air kobokan) Seger kan??! Setelah kenyang makan akhirnya menuju halte bus tidak jauh dari saya turun tadi. Melipat seli terlebih dahulu sebelum naik bis dan agak grogi karena beberapa orang melototin bikin saya ga pede..semmmm. Setelah naik bis dan hanya bayar 3000 perak,saya memutuskan untuk turun di pom bensin gombel untuk membuka lipatan sepeda dan pulang. Home sweet home..let’s going home. Hari minggu yang cukup melelahkan..hffuiihh. Jika ada waktu dipastikan akan berburu ke kota lama lagi..pasti..itu pasti (semoga). :)

seli merah berempet-empetan di bis..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar