Selasa, 11 Oktober 2011

Ketika sepeda berada di puncak gunung..

Pada jaman sekarang sepeda bukan merupakan hal baru yang asing. Bahkan kini sepeda memiliki beberapa jenis mulai dari Road atau Hybrid, Cross Country (XC), All Mountain (AM), Downhill (DH) atau Freeride (FR) hingga Folding Bike (sepeda lipat). Sehingga para pengguna sepeda dapat menyalurkan hobi mereka sesuai dengan kepribadian. Bagi yang senang akan keindahan kota mungkin dapat memilih sepeda jenis Road atau Hybrid dan bagi yang ingin memacu adrenalin dapat memilih antara XC,AM,DH atau FR. Bagi yang hanya ingin sepeda bersantai atau sering berpergian tapi tetap ingin bersepeda dapat memilih sepeda lipat.

Banyak para cyclist yang mengadakan adventure sebagai alternative dalam bersepeda. Mulai dari menjelajah hutan, bersepeda malam hari hingga bersepeda dengan jarak ratusan kilometer hingga keliling dunia. Demikian juga dengan seorang member B2W Chapter Semarang bernama Eka yang memiliki usulan untuk membawa sepeda ke puncak Gunung Ungaran yaitu gunung tertinggi di kota Semarang yang memiliki tinggi 2.095 meter dpl (diatas permukaan laut). Awalnya saya sempat ragu dan berpikiran bahwa mungkin agak impossible membawanya, mengingat jalan menuju puncak sangat terjal. Kemudian ia mengajak saya dan teman saya yang telah mengerti medan yang akan di Gunung Ungaran. Kerena sebelumnya telah mencapai puncaknya beberapa kali. Kami akhirnya memutuskan untuk berangkat pagi hari dan di usahakan untuk menyelesaikan misi ini kurang dari sehari. Resiko lainnya adalah kemungkinan kami akan tiba di puncak pada tengah hari dengan matahari tepat di atas kepala kami dan juga kemungkinan cuaca yang tidak dapat di prediksi antara lain hujan ataupun berkabut. Akhirnya di putuskan untuk melakukan ekspedisi Gunung Ungaran dengan misi membawa sebuah sepeda di puncak tertinggi gunung tersebut dan akan di ikuti oleh empat orang cyclist. Dan sebagai simbolis atas mengkampanyekan Bike 2 Work kepada masyarakat luas.

Kami telah memilih hari sabtu sebagai hari untuk melakukan ekspedisi. Pertama-tama sepeda telah dikirim pada basecamp pendakian. Waktu menunjukan pukul 07.30 WIB dan kita mempersiapkan diri dengan pemanasan juga tentunya berdoa agar dalam perjalanan tidak ada halangan suatu apapun. Pukul 08.00 WIB empat laki-laki telah memulai perjalanan. Dan wilayah yang kami lewati merupakan hutan pinus dengan jalan setapak yang sudah tampak tidak teduh karena beberapa pohon pinus yang telah di tebangi. Perjalanan melewati hutan pinus memakan waktu sekitar 30 menit. Kami hanya membawa sebuah sepeda, sehingga ketika salah satu menaiki sepeda yang lain tetap berjalan pelan. Hal yang harus diketahui bahwa berjalan lebih mudah dilakukan ketimbang harus mengayuh sepeda di perjalanan ini. Karena track yang ada pada hutan pinus lebih banyak tanjakan terjal dan berbatu besar. Setelah melewati hutan pinus, kami disajikan dengan bermacam vegetasi tumbuhan hutan mulai dari tumbuhan paku hingga tumbuhan liar. Kali ini track yang disajikan tak kalah menantang yaitu single track dengan jurang disamping kanan. Single track ini memiliki lebar kurang setengah meter dan tanah yang labil. Perlu skills yang mumpuni untuk melewati single track ini. Beberapa jalur yang bisa di libas dengan sepeda dan ada beberapa jalur yang mengharuskan kami mengangkat sepeda. Sepanjang perjalanan kita meminimalisasi istirahat demi memburu waktu yang terbatas. Perjalanan telah dilakukan hampir satu setengah jam. Di samping kanan dan kiri telah terdapat perkebunan kopi yang menandakan perjalanan mencapai vegetasi yang lebih bervariatif dan tiba di pertigaan dimana ke kiri memiliki arah ke Promasan yaitu desa terpencil di lembah Gunung Ungaran dan ke kanan menuju puncak Gunung Ungaran. Biasanya Promasan digunakan sebagai peristirahatan para pendaki sebelum menuju puncak. Di pertigaan kami beristirahat sebentar dan sambil mengisi tenaga.



Kami tidak beristirahat lama-lama karena mengejar waktu yang semakin siang. Jam digital menunjukan pukul 09.40 WIB dan matahari kian terik. Jalur yang kami lalui kini agak berbatu hingga satu kilometer dengan jalan menanjak dan jalan ini masih bisa untuk di lalui sepeda. Kemudian setelah berjalan 15 menit jalur mulai menanjak berbatu dan semak-semak di samping kanan dan kiri. Tantangan di mulai dari sini ketika kami harus memutilasi sepeda menjadi tiga bagian untuk mempermudah perjalanan kami menuju puncak. Kami melepas wheel set dari frame sehingga kami kini bergantian membawa frame beserta fork dan juga wheel set. Ternyata hal ini tidak semudah yang kami bayangkan,setelah melepas frame dari wheel set bobot dari frame tetap berat. Mungkin wheel set tidak terlalu sulit untuk dibawa berbeda dengan bobot frame yang ditambah dengan fork beserta group set. Perjalanan pun lebih menantang karena kami harus melalui tanjakan terjal yang terkadang beberapa batang pohon besar yang melintang menutupi jalur menuju puncak. Batu-batu besar pun mulai kami temui dan membuat kami harus melewatinya tidah hanya dengan kaki melainkan dengan tangan pula. Kemiringan jalur pun bisa mencapai 60 derajat dan jalur datar hanya pada beberapa titik. Pegal di pundak pun terasa semakin berat tak kala kami bergantian memanggul frame tersebut. Vegetasi pun mulai berkurang dan hanya tampak rumput, tanah yang kering dan bebatuan yang besar. Tebing-tebing tampak kokoh yang menandakan kami semakin dekat dengan puncak. Setelah melewati beberapa punggung gunung tampak sebuah hutan kecil yaitu sebagai tanda hutan terakhir sebelum menuju puncak. Kami pun semakin bersemangat menuju puncak dan mempercepat langkah kami. Pukul 11.22 WIB kami pun tiba di puncak tertinggi Gunung Ungaran yang terletak di daerah atas Semarang, Jawa Tengah yang memiliki ketinggian 2.050 mdpl (meter dari permukaan laut). Kami langsung bersujud syukur atas usaha kami selama perjalanan tadi. Di puncak hanya terdapat monument kecil dan sebuah tiang bendera. Menurut catatan waktu,kami lebih cepat bila di bandingkan dengan pendakian pada umumnya. Rasa lelah ataupun panas telah hilang dan dibayar tuntas dengan pemandangan yang indah dari atas puncak Gunung Ungaran. Hal tersebut mungkin karena kami meminimalisasi waktu istirahat dan terpancang dengan waktu yang terbatas. Tanpa membuang waktu kami bertiga berganti jersey kuning kebanggan B2W dan segera memasang banner yang kami bawa. Salah satu rekan kami ternyata tidak membawa jersey dan bersedia mengabadikan momen yang tak kan terlupakan bagi kami tersebut. Sepeda kembali dirakit dan dipajang di depan banner beserta dengan tiga orang berseragam kuning. Setelah itu kami pun bergantian bersepedaan di atas puncak dan seorang diantara kami berkata, “Kapan lagi bisa bersepedaan di atas puncak..hhehe..” sembari tertaw kecil. Setelah puas mengabadikan momen dengan berfoto kita pun bergegas berkemas dan mulai memutilasi sepeda kembali. Suasana di puncak mulai berselimut kabut dan awan tebal. Serta beberapa awan hitam yang mulai tertiup kea rah puncak. Kami berharap semoga cuaca mendukung niat kami ini. Pukul 12.35 tepat kita turun gunung. Kondisi mulai berbeda karena tenaga kami semua telah terkuras habis dan harus berkonsentrasi penuh. Pada hakikatnya turun gunung lebih membutuhkan tenaga ekstra untuk menahan laju serta pijakan yang kuat. Beberapa kali kami bergantian terpeleset tetapi untungnya tidak mengalami luka yang serius. Sepanjang perjalanan pulang kami hampir putus asa karena lelah dan akhirnya kami tiba di basecamp kembali pukul 15.25 WIB. Total perjalanan kami kurang lebih tujuh jam.


Setibanya di basecamp, kami segera memesan dan melahap ikan goreng serta dengan ikan bakar yang nikmat. Kami tampak sangat kelaparan dengan aktivitas kami hari itu. Tapi kami tidak akan melupakan momen yang bersejarah tersebut. Mungkin kami tidak akan melakukannya kembali dengan membawa sepeda ke atas puncak gunung. That’s crazy idea ‘n we did it.. Terima kasih untuk team gila yaitu Om Eka,Om Joko dan Ucup serta rekan-rekan B2W Chapter Semarang yang telah mendukung dan mendoakan kami atas terlaksananya misi ini. Lakukan apa yang bisa kamu lakukan dengan sepedamu..jangan pernah terbatas oleh batasan..and cross the limit..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar