Minggu, 23 Oktober 2011

Working Story Part I : My First Job is My Love..



Kerja..kerja..kerja..mungkin itu kata yang bikin kuping kita panas setiap waktu ketika sudah memperoleh gelar kesarjanaan. Status kita yang tampak keren di KTP (baca mahasiswa) akan hilang dan berubah nantinya. Satu detik setelah upacara wisuda, kita mendapat dua status baru. Pertama adalah title kita di belakang nama,misalnya Joni Sujojon,SE dan dua kata setelah title itu “adalah pengangguran”. Jika dibaca menjadi “Joni Sujojon,SE adalah pengangguran” (diiyaaarrrrr). Cari kerja itu susahnya minta ampun,saingan ga cuma sejenis tapi beda jenis dan bejibun banget yang serupa kayak kita. Tapi menurut omongannya om Mario Teguh begini “Janganlah kamu bekerja dengan melihat berapa uang yang kamu dapatkan tapi coba berpikir betapa pentingnya kamu di perusahaan pada beberapa tahun mendatang”. Tau ga mengapa perkataan om Mario itu sejuk di telinga? Karena dia sudah sukses dan kita pun juga sukses (tapi besok yaaaaa...amin) yang belum terwujud. Tapi yakinlah karena Tuhan telah menentukan semuanya jika kita mau berusaha,dimanapun itu dan kapanpun itu. Pembelajaran bisa dimana saja dan dari siapa aja,oke mari kita berbagi cerita sedikit. Semoga bisa diambil hikmah,hikmih dan hikmuh ya.


mulai dari suasana audit tempat klien, malamnya hang out, makan siang bareng di waroeng ndelik mbak indah dan narsis ria ala kantor.

Saya seorang lulusan Fakultas Ekonomi sebuah perguruan swasta terkemuka di kota Semarang,saya bangga lulus dari universitas ini (ya iyalah masa iya mo banggain universitas orang lain). Fakultas Ekonomi adalah tujuan utama bagi para calon mahasiswa yang masih berseragam putih abu-abu. Mereka berpikir bahwa ekonomi identik dengan Cuma menghitung uang. Sama seperti saya yang masuk Fakultas Ekonomi dengan jurusan akuntansi tapi alasan saya bukan karena pengen menghitung uang. Masuk akuntansi berdasarkan setengah paksaan dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi sukseswan yaitu adiknya sukseswati. Orang tua saya sebenarnya cukup independen,semua keputusan diserahkan saya karena saya yang nantinya akan menjalani semua ini. Saya tadinya tertarik untuk memilih arsitek karena saya suka menggambar dan merancang sesuatu. Atau memilih fisip karena saya suka berdebat,adu argumen dan berbicara. Karena itu akhirnya saya memilih akuntansi walaupun sebelumnya saya berada penjurusan IPA di kelas tiga SMA dan otomatis pikiran saya puasa sekitar satu tahun akan pengalaman IPS termasuk akuntansi. But angels brought me here,singkat cerita saya mengalami kelulusan menjadi lulusan akuntansi dengan predikat IPK yang sangat memuaskan (mengutip dari transkrip nilai kelulusan saya) dari jurusan Akuntansi yang terakreditasi A. Saya flashback sedikit sebelum kelulusan,tepatnya saat saya mengerjakan skripsi. Saya memasuki semester “kakang ragil” alias semester 7 dengan mengambil skripsi. Inilah momok paling ditakuti seantero jagad perkuliahan, wajar saja jika mereka menyebutnya “Skripshiitt” hhehe. Saya dulu pernah berujar bahwa pantang kerja sebelum lulus kuliah karena jika status mahasiswa pegang uang bisa lupa diri. Disaat saya mulai mengerjakan skripsi ini tiba-tiba ditawari untuk magang di KAP (Kantor Akuntan Publik). Pertamanya sih ragu kira-kira apakah akan mengganggu skripsi saya atau tidak. Tapi kantor katanya memberikan kebijakan untuk kita beberapa waktu untuk bimbingan kepada dosen. Kemudian saya ambil kesempatan ini dengan asumsi “bekerja sambil membagi waktu buat bikin skripsi doang mah kecil atuh”. Jadi saya berstatus mahasiswa tingkat akhir dengan magang di sebuah KAP Semarang. Masuk kayak jam kantoran jam 08.00 WIB tapi biasanya pada datang jam 08.30 WIB sih dan pulang jam 16.00 WIB tapi ga tenggo (teng langsung goooo) paling jam 17.00 WIB baru balik. Senin sampai jumat masuk seperti biasa dan sabtu kerja Cuma setengah hari. Awal masuk saya masih bisa membagi waktu dengan skripsi, perbandingannya adalah 1 jam banding 6 hari kerja. Karena pada saat itu saya sangat malas mengerjakan skripsi hhehe..ampun DJ. Ternyata bekerja di KAP sangat menguras otak bahkan di minggu saya yang kedua diharuskan lembur hingga tidur di kantor (alaammaaakk). Lama kelamaan skripsi saya terlunta-lunta,ternyata bukan uang yang membuat mahasiswa magang lupa diri tapi kerjaan yang menyita waktu. Sekilas buat pengetahuan (karena yang baca blog ini mungkin ga hanya anak akuntansi kan?!) jadi KAP itu pekerjaannya adalah melakukan audit manajemen atau keuangan yang independen dan di akui oleh negara. Biasanya klien adalah perusahaan-perusahaan yang ingin mendapatkan opini dari KAP apakah perusahaan mereka itu wajar dalam pelaporan laporan keuangannya. Atau si owner perusahaan yang ingin mengetahui jumlah aset,laba atau rugi serta perkembangan perusahaan yang mereka miliki. Selain itu juga mengurusi masalah pajak dan sebagainya. Bayangkan saja bagaimana rumitnya menjadi seorang staff auditor yang mulai melakukan pemeriksaan menyeluruh dan tidak hanya mengurusi satu klien saja. Terkadang satu tempo tiap tim audit dapat dua atau tiga klien sekaligus dan tenggang waktu yang bersamaan pula (mampus bediri dah). Bikin laporan kemudian mereview apakah sudah benar dan sesuai standar..aarrgghhhhh. Untungnya di kantor ada beberapa teman seperjuangan kuliah sehingga lebih mudah untuk bekerja sama dan tidak memerlukan waktu beradaptasi. Setengah karyawan kantor adalah alumni dan mahasiswa dari PTS yang saya naungi hhehe..jadi kantor mirip kelas kuliah deh.

ehh..nonton apaan thu kok wajahnya takut gitu?? dan memesan bakso sak gerobak dan bakulnya..enaaaakkk..

Kantor saya saat itu adalah kantor paling enak sedunia akhirat. Bu bos jarang ngantor karena sibuk juga menjadi salah satu dosen PTS di luar Semarang dan ke kantor juga kalau pas janjian ma klien atau pas dia free ngajar. Bos besar juga ga pernah ngantor,beliau ngantor Cuma ambil uang sewa nama KAP dari bu bos. Jadi kita bebas sebebasnya asal masih dalam koridor wajar serta seluruh kerjaan beres seberes-beresnya. Orang-orang kantor adalah anak muda dinamis,paling tua di bawah 28 tahun jadi bisa dibayangkan dinamisnya kantorku. Selalu ada waktu ketika kerja untuk mendengarkan musik dengan agak keras,urunan beli cemilan pas bekerja dan terkadang guyonan pada saat serius hhahaha. Pernah suatu waktu mengerjakan audit dana kampanye yang lembur hinga dua sampai tiga hari di kantor. Mandi,tidur serta poop di kantor #damn! Its true hhehe. Terkadang kita mendapatkan klien luar Semarang jadi mau tidak mau melakukan perjalanan dinas. Hal yang paling membuat saya stres adalah ketika saya harus melanjutkan pekerjaan milik supervisor saya tanpa instruksi yang jelas. Ceritanya supervisor saya akan resign dan dia sudah berencana pindah tanpa saya ketahui. Saat itu saya sedang fokus untuk persiapan ujian kelulusan skripsi dan dihadapkan dengan laporan dari empat klien dengan waktu hampir bersamaan serta satu klien bulanan. Dan sialnya lagi supervisor saya ini memberi pengarahan satu jam sebelum jam pulang kantor,sial sialnya lagi ternyata hari itu adalah hari terakhir dia ngantor. Artinya saya tidak punya pilihan untuk menolak menyelesaikan proyek hingga tuntas. Terlepas saya tidak mengerti akan laporan atau belum paham,tapi darah itu merah jenderal!! Yang bikin saya trauma adalah ketika mendengar telepon kantor berdering dan dipastikan telepon itu mencari saya (assyeeemmm). Sehari berasa kayak orang penting, ditelepon dengan beberapa klien berbeda. Klien pertama hanya menyelesaikan laporan akhir dengan sedikit management letter (beres). Klien kedua mengurusi masalah laporan berkaitan dengan pajak tangguhan (makanan apakah itu). Pada saat itu mau tidak mau saya mencari tahu dan memecahkan masalah itu (beres juga). Klien ketiga mengenai pelaporan pajak,kelemahan saya saat itu adalah masalah perpajakan. Dengan sedikit pontang-panting, berangkat luar kota pagi buta pulang malam lalu pergi lagi hari berikutnya dan akhirnya (beres resss) kelar juga. Klien keempat ini yang bikin frustasi,menyelesaikan laporan audit biasa. Tapi meminta format laporan aneh-aneh,ga ada klien yang seresek dia deh. Sabar..sabar..sabar..itulah nama ayah teman saya,eh maksudnya kudu sabar menghadapi klien seperti ini. Setelah membuang puluhan kertas karena format laporan yang tidak sesuai, ternyata luluh juga itu klien resek dan setuju dengan format terakhir. Kembali lagi ke kelulusan tadi (mas..mas,flashback kok suwi..mending filenya dilebokke flashdisk aja). Jadi sebelum lulus dan setelah lulus saya masih bekerja pada KAP ini,suka duka atau apapun itu semua adalah pembelajaran diri.

Banyak hal yang saya dapatkan ketika bekerja di KAP dan pengalaman itu yang mengasah ketrampilan saya. Pertama,saya mampu mengenali berbagai macam tipe orang yang saya temui. Entah itu rekan kerja, klien, owner atau siapapun. Kedua,saya semakin mendalami masalah perakuntansian. Dan mempelajari berbagai jenis perusahaan dari manufaktur,dagang hingga jasa. Ketiga,belajar memecahkan masalah dengan cepat dan tepat. Karena rumitnya pekerjaan yang dihadapi terkait dengan ketepatan laporan dan waktu penyelesaian. Sungguh saya bangga dan bersyukur pernah bekerja di kantor ini. Perjalanan serbu mil sekalipun dimulai dari satu langkah kecil jadi tindakan nyata sekecil apapun adalah jalan menuju impian . Kami tidak hanya sebagai rekan kerja tapi tetap menjadi satu keluarga,bahkan hingga beberapa sudah tidak bekerja lagi di KAP tapi tetap saling mengabari. Terima kasih untuk Bu Bos yang sudah mengijinkan saya mengobrak-abrik kantor untuk belajar. Serta teman seperjuangan 2009 ada Oetjoep, Anggun, Gembul, Seno, Ani, Harini, Aya, Mas Fardhan, Febri, Koh Ferry, Fina, Dewi, Nike, Kiki, Mbak ika, Mbak Niken ditambah pasukan 2010 ada Tia, Denny, Udin, Arief, Monica, Risky, Elia dan si bandit Mas Jio sang penjaga kantor. Keep fight guys..u're the best..we're the best..'n who reading this is the best too.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar